Tefa merupakan pembelajaran yang di khususkan untuk kejuruan atau SMK dan berorientasi pada produk, dimana didalamnya terdapat banyak praktik untuk memperoleh keterampilan yang spesifik khusunya bagi siswa itu sendiri.
Apa itu TEFA dan bagaimana sistemnya dijalankan?
Nah! TEFA sendiri ialah model pembelajaran yang membawa
suasana industri ke sekolah, sehingga sekolah bisa menghasilkan produk
berkualitas industry. Dengan proses pembelajaran TEFA, siswa dapat belajar
menguasai keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan kompetensinya masing-masing,
yang dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar kerja industry sesungguhnya.
Melalui penerapan
model pembelajaran teaching factory, akan diperoleh manfaat sebagai
berikut:
1. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas
pengantaran soft skills dan hard skills kepada
peserta
2. Meningkatnya kolaborasi dengan dunia
usaha/dunia industri melalui penyelarasan kurikulum, penyediaan instruktur,
alih pengetahuan/teknologi, pengenalan standar dan budaya
3. Meningkatnya kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan melalui interaksi dengan dunia usaha/dunia
4. Terjadinya perubahan paradigma pembelajaran
dan budaya kerja di institusi pendidikan dan pelatihan kejuruhan
Penerapan teaching
factory dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan,
implementasi dan evaluasi.
Tahap persiapan,
kegiatan yang dilakukan antara lain:
·
Sosialisasi, dilakukan
kepada semua guru, karyawan, beserta siswa SMK IT Daarul Abror.
·
Pembentukan tim pelaksana teaching
factory SMK IT Daarul Abror.
·
Penyusunan rencana dan
ruang lingkup kegiatan teaching factory SMK IT Daarul Abror
·
Penyusunan dan
pengesahan dokumen perangkat pembelajaran, termasuk komponen utama teaching
factory yang terdiri dari: produk, jadwal blok, dan job sheet.
Tahap implementasi,
kegiatan yang dilakukan antara lain:
·
Penerapan model
pembelajaran teaching factory.
·
Pendampingan dan
penguatan pemahaman pemangku kepentingan (stakeholder).
·
Monitoring dan
pengendalian kegiatan.
Tahap evaluasi,
dilakukan:
·
Evaluasi
penerapan teaching factory;
·
Penyusunan laporan
hasil evaluasi serta rekomendasi untuk penguatan dan perbaikan selanjutnya.
Implementasi model
pembelajaran teaching factory melibatkan seluruh pemangku
kepentingan di sekolah. Penanggung jawab kegiatan adalah Kepala Sekolah,
didukung oleh tim pelaksana teaching factory, yang terdiri dari
Wakil Kepala Sekolah (Waka) Kurikulum; Waka Hubungan Humas; Waka Sarana dan
Prasarana; Ketua Kompetensi Keahlian (Bisnis dan Pemasaran, Akuntansi dan
Keuangan Lembaga, Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran, Teknik Audio
Video, Teknik Komputer dan Jaringan, Usaha Perjalanan Wisata, dan
Agribisnis); serta tenaga pendidik.
Implementasi Teaching
Factory SMK IT Daarul Abror dilakukan melalui pengembangan Bisnis Center da
food, yang mengahsilkan beragam produk makanan unggulan seperti BOKUDOGA, dan
produk makanan lainnya seperti D’baci, Tahu Juralit,nugget dan lainnnya. Kami
pun bergerak dalam usaha catering yang menyediakan snack box dan nasi
kotak untuk berbagai acara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar